Mengenai Saya

Nama Saya Alfahri Rabbi Ramadhan TTL Bekasi,22 Desember 2000

Senin, 13 Juli 2020

Manusia dan Penderitaan

Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan. 

Contoh Tentang Penderitaan
- Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.

- Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha manusia mengatasi penderitaan itu.

- Penderitaan yang timbul karena orang lain
Penderitaan ini biasa nya dapat disebabkan oleh orang lain yang ada di sekitar kita. Bisa juga teman, keluarga, tetangga, ataupun orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Sebagai contoh penderitaan ini adalah di mana seorang pembantu rumah tangga yang selalu disiksa oleh majikan nya.

Pengertian Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.

Pengertian Phobia
Fobia (phobia) Fobia adalah ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional dan tidak bisa dikontrol terhadap suatu situasi atau objek tertentu.Merupakan ketakutan khas yang neurotis, sebagai simbol dan konflik-konflik neurotis, yang kemudian menimbulkan ketakutan dan kecemasaan.

Tiga siksaan yang sifatnya psikis
- Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.
- Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia
- Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia.
Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental.

Penyebab seseorang merasa ketakutan
- Karena Takut Akan Penolakan
Banyak orang yang menghindar untuk masuk ke suatu hubungan atau lingkungan yang baru karena takut ditolak. Bahkan seseorang yang sudah menikah pun memiliki ketakutan seperti itu. Dalam kehidupan sehari-hari, bisa saja ketakutan ini sering muncul, seperti Anda takut atasan menolak permintaan kenaikan gaji bahkan takut tak ada seseorang yang tertarik kepada Anda. Pastinya, ketakutan ini jangan dibiarkan berlarut begitu saja. Anda harus melakukan penolakan untuk mengatasi ketakutan tersebut. Hal ini seperti yang dilansir dari Lifehack.

- Karena Takut Akan Kegagalan
Jika Anda termasuk seseorang yang seperti ini, pastinya Anda tak akan mencoba sesuatu yang baru, kecuali yakin bahwa Anda bisa menang. Pada dasarnya, kegagalan merupakan bagian normal dari kehidupan. Oleh sebab itu, Anda harus belajar untuk menerimanya dan berusaha untuk menemukan kesuksesan Anda karena sebenarnya kegagalanlah yang dapat membantu Anda untuk sukses.

- Karena takut Akan Ketidakpastian
Rasa takut akan ketidakpastian sering menghalangi Anda untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Hal ini dapat mencegah untuk mencoba hal-hal yang baru atau melakukan hal-hal berbeda dari cara Anda biasanya. Jangan biarkan ketakutan akan ketidakpastian ini menghambat Anda.

- Karena Takut Akan Kesepian
Kadang-kadang orang takut akan hidup sendirian bahkan rela untuk berada di dalam hubungan yang buruk. Sangat penting untuk mencari orang-orang sehat serta berinterkasi sosial yang sehat dalam kehidupan Anda.

- Karena Takut Dihakimi
Sebagian orang merasa khawatir bahwa mereka akan dinilai negatif oleh orang lain. Seseorang yang merasa ketakutan ini sering membesar-besarkan bagaimana orang lain memandang mereka dan meremehkan kemampuan mereka.

- Karena takut Akan Ketidakmampuan
Ketakutan lainnya yang dimiliki oleh sebagian besar orang adalah perasaan tidak cukup baik. Ketakutan ini sulit untuk dihadapi secara langsung. Anda tak akan pernah berhasil untuk mengatasinya sampai merasa bahwa Anda telah berada di kesuksesan yang sesuai dengan keinginan. Penjelasan ini sesuai dengan lansiran dari Psychology Today.

Pengertian kekalutan mental
kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.


Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental
Gejala – gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
  • Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
  • Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis,cemburu, mudah marah.
  • Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
  • Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social.
  • Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis).
  • Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat. 

Tahap-Tahap Gangguan Kejiwaan


- Gangguan jiwa biasanya dimulai dari fase prodromal. Pada fase ini belum ada gejala spesififik gangguan jiwa, seperti halusinasi atau waham. Gejala yang muncul biasanya berupa kecemasan, kesulitan mengambil keputusan, isolasi social, kesulitan konsentrasi dan kesulitan focus perhatian. Fase prodromal mulai timbul 1-2 tahun sebelum gejala skizofrenia muncul. Fase ini, penderita jarang dapat terdiagnosa sehingga terapi jarang dapat diberikan. Bila penderita mendapat pendampingan psikososial, maka proses gangguan jiwa dapat dihentikan sehingga tidak berlanjut ke fase akut/ krisis.
- Pada fase akut atau krisis, penderita biasanya dibawa ke rumah sakit jiwa atau berobat jalan. Biasanya penderita akan mendapatkan pengobatan berupa obat anti gangguan jiwa. pada fase ini, bilapenderita mendapatkan dukungan lingkungan fisik (nyaman, tenang, asri) dan sosial yang mendukung (bersahabat, ramah, tanpa kekerasan/ pemaksaan, tanpa ancaman, dll), maka penderita akan dapat cepat kembali ke kondisi yang tenang atau stabil.
- Bila penderita telah stabil, maka peranan intervensi psikososial semakin penting. Dalam tahap ini, penderita perlu mulai ditingkatkan ketahanan jiwanya (resilience), pola pikir dan perilaku yang kurang sehat mulai perlu diluruskan kembali. Penderita juga perlu diajari cara untuk mencegah kekambuhan dimasa depan. Dalam fase ini, permasalahan mendasar yang dihadapi penderita gangguan jiwa perlu mulai dicari pemecahan atau jalan keluarnya.
- Dalam tahap pemulihan, penderita perlu dibantu untuk dapat kembali bekerja/ sekolah/ kuliah sesuai dengan keinginannya, dibantu agar dapat mendapatkan tempat tinggal (bersama keluarga atau di tempat lain), mulai terlibat dalam kegiatan ke masyarakatan.
Tentunya, tahapan tahapan tersebut tidak bersifat seperti garis lurus. Penderita yang telah stabil, dapat kembali kambuh memasuki fase akut. Begitu pula, penderita yang telah mencapai fase fase pemulihan dapat kembali turun ke fase akut. Idealnya, selain intervensi diatas, dilakukan pula family therapy, yaitu intervensi psikoedukasi kepada keluarga agar keluarga dapat mendukung proses pemulihan dari anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
Sebab – sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal – hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur – angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
- Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan denga apa yang ada dalam masyarakat.
- Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial, over acting sebagai over compensatie.

Proses-proses kekalutan mental
- Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.

- Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan.

Hubungan antara penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.

Penderitaan memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita / hidup adalah untuk penderitaan. namun “Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah Perjuangan”. Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus berjuang dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia - sia. Setelah perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah gunanya bersosialisasi, dengan bersosialisasi kita dapat saling membantu dalam susah maupun senang dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan penderitaan. namun jangan lupa disertai doa pula. Manusia hanya merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.

Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.

Hubungan penderitaan media masa dan seniman
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.

Sebab-sebab timbulnya penderitaan
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi  menjadi 4 bagian sebagai berikut :
Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise  merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
- Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.

Pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia atau tidak bahagia. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya sebagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah. Apabila sikap negative dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaiannya itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.

Sumber :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar