Pengertian Cinta Kasih
Cinta kasih memiliki pengertiannya
masing-masing. Cinta berarti rasa suka atau rasa sayang, ataupun juga rasa
kasih yang hatinya merasa sangat tertarik. Sedangkan kasih berarti perasaan
cinta atau sayang kepada sesuatu ataupun menaruh belas kasihan. Cinta dan kasih
memiliki pengertian yang mirip namun memiliki perbedaan. Pengertian cinta lebih
kepada perasaan yang mendalam sedangkan kasih berarti perasaan yang dapat
dilakukan secara nyata.
Tiga unsur cinta
- Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa
cinta memiliki tiga unsur. Tiga unsur itu adalah keterikatan, keintiman, dan
kemesraan.
- Keterikatan berarti ada adanya sebuah
perasaan yang menjadikan seseorang sebagai prioritas, perasaan yang hanya ingin
bersama dengan seseorang dan tidak mau jika bukan dia seseorang yang dimaksud.
Keterikatan berarti terikat dengan seseorang.
- Keintiman berarti kebiasaan atau perilaku
yang menunjukkan kita dengan seseorang yang dicintai sudah tidak memiliki jarak
lagi. Sudah adanya panggilan atau sebutan yang tidak formal. Contohnya adalah
sudah saling memakai barang satu sama lain, makan dan minum dengan peralatan
makan yang sama, dan banyak sekali contohnya.
- Kemesraan berarti adanya perasaan ingin
disayangi, rasa rindu ketika tidak bertemu dalam jangka waktu yang lama, adanya
perkataan untuk mengungkapan rasa sayang tersebut, dan hal lainnya.
Tiga Unsur dalam Segitiga Cinta
Untuk lebih jelas mengetahui tiga unsur
cinta, maka terbentuklah segitiga cinta.
Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa
ketiga unsur cinta tidak sama kuatnya. Terkadang satu unsur lebih kuat dan dua
unsur lainnya kurang kuat. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang kuat
tetapi yang dirasakan oleh pasangannya adalah hambar karena tidak adanya
kehangatan. Contohnya adalah cinta seorang sahabat atau saudara kandung yang
dengan kita sudah akrab tapi tidak ada gejolak mesra dan orang tersebut lebih
setia kepada hal lain dibandingkan partner-nya.
Adapun cinta yang pincang, yaitu cinta yang
kemesraannya sangat menggebu-gebu tetapi unsur keintiman dan keterikatannya
kurang. Cinta itu disebut pincang karena unsur-unsurnya tidak membentuk
segitiga sama sisi, salah satu unsurnya lebih kuat dari dua unsur lainnya.
Lebih berat lagi jika salah satu unsur tidak ada, maka cinta itu tidak sempurna
atau bisa juga bukan cinta.
Tiga tingkatan cinta
Di dalam kitab suci Al-Qur’an ditemukan bahwa
terdapat cinta yang tersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga
tingkatan yaitu tinggi, menengah, dan rendah. Dijelaskan dalam Al-Qur’an surah
At-Taubah ayat 24 yang artinya, “Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak,
saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dam tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad
di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada
Allah, Rasulullah, dan berjihad di jalan Allah. Bagi setiap orang Islam sudah
menjadi keharusan bahwa cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad di jalan
Allah merupakan cinta yang utama. Itu adakah pendorong dalam menunjang tinggi
agama. Seseorang memiliki iman di dalam hatinya, ia akan mencurahkan cintanya
kepada Allah atau Tuhannya karena ia yakin Tuhan adalah Maha Sempurna, Maha
Indah, dan Maha Agung. Karena iman tersebut, maka seorang muslim akan berbuat
kebaikan karena Tuhannya memiliki sifat-sifat tersebut.
Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada
orangtua, anak, saudara, suami/istri, dan kerabat. Cinta yang menengah adalah
cinta yang datangnya dari perasaan hati dan jiwa. Rasa itu timbul dari perasaan
terhadap seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau
persahabatan. Mereka akan menjadi akrab satu sama lain karena cinta dan kasih
sayang tersebut. Perasaan ini diberikan oleh Tuhan di dalam hati dan jiwa
seseorang dan akan terbentuk perasaan kasih sayang dan cinta dari seseorang
terhadap orang lain. Seperti rasa sayang anak kepada orangtuanya atau
sebaliknya, rasa sayang istri kepada suaminya atau sebaliknya, rasa sayang
seseorang kepada saudaranya, rasa sayang seseorang kepada sahabatnya, dan
lain-lain.
Cinta tingkat terendah adalah cinta yang
lebih mengutamakan keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal. Cinta terendah
adalah cinta yang keji dan dapat merusak rasa kemanusiaan dalam diri seseorang.
Bentuknya misalnya cinta kepada thagut atau sesuatu yang disembah selain Tuhan.
Dalam surah Al Baqarah, Allah berfirman, “Dan di antara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah; mereka mencintai
sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah.”
Bentuk selanjutnya adalah cinta karena hawa
nafsu dan cinta yang mengutamakan cinta pada orangtua, anak, istri, perniagaan,
dan tempat tinggal.
Namun, selain itu, cinta juga memiliki
hikmah. Hanya orang yang diberi kepahaman dan kecerdasan oleh Allah yang dapat
memahaminya. Hikmahnya antara lain:
- Cinta adalah ujian yang
berat dan pahit dalam kehidupan karena setiap cinta akan mengalamiberbagai
macam rintangan. Seseorang akan mengetahuinya setelah melewati rintangan
tersebut.
- Cinta dalam jiwa manusia
adalah pendorong atau pembangkit paling besar untuk melestarikan kehidupan
lingkungan. Kalau tidak ada cinta di dalam jiwa manusia, maka manusia tidak
akan pernah mewujudkan cita-citanya, tidak akan ada pembangunan dan kemajuan.
Cinta juga pengikat paling kuat di dalam hubungan antar keluarga, sesama
makhluk hidup, untuk menegakkan keamanan, dan ketentraman serta keselamatan di
segala penjuru bumi.
Berbagai Bentuk Cinta
Dalam kehidupan manusia, cinta tampak dalam
berbagai bentuk. Ada seseorang yang mencintai dirinya sendiri, ada yang
mencintai orang lain juga istri/suami dan anaknya, hartanya, atau Allah dan
Rasulnya. Bentuk cinta tersebut dapat kita lihat di kitab suci Al-Qur’an.
- Cinta Diri
Cinta diri memiliki kaitan yang erat dengan
dorongan untuk menjaga diri. Manusia ingin tetap hidup, mengembangkan potensi
diri, dan untuk melakukan sesuatu agar tujuannya tercapai. Ia mencintai sesuatu
yang memberikan kebaikan padanya. Ia membenci hal-hal yang menghalangi untuk
sesuatu yang dia inginkan, dan membenci segala sesuatu yang mendatangkan sakit
dan bahaya.
Al-Qur’an mengungkapkan cinta alamiah manusia
terhadap dirinya sendiri yang menuntut segala sesuatu untuk dirinya yang memberikan
manfaat dan guna dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan dirinya. Nabi
Muhammad SAW mengucapkan bahwa seandainya Beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu
Beliau akan memperbanyak hal-hal baik untuk dirinya dan menjauhkan diri dari
segala keburukan.
Gejala bahwa manusia mencintai dirinya
sendiri adalah rasa cintanya yang berlebih terhadap harta, yang dapat membuat
seseorang memudahkan segala cara untuk mendapatkan kesenangan dan kemewahan
hidup. (QS Al-Adiyat, 100:8)
Lalu manusia itu akan membuat permohonan yang
terus menerus agar dirinya diberikan harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan
hidup lainnya. Jika ia mendapatkan keburukan, maka ia merasa putus asa. (QS
Fushilat, 41:49)
Ada baiknya kita manusia mencintai diri
sendiri dengan tidak berlebihan dan melewati batas. Kita harus mengimbangi rasa
cinta terhadap diri sendiri dan rasa cinta terhadap orang lain.
- Cinta kepada sesama manusia
Manusia ingin hidup dengan keserasian dan
keharmonisan dengan manusia lainnya. Ia harus membatasi cinta pada diri sendiri
dan rasa egoisnya. Ia juga harus menyeimbangkan cintanya dengan cinta dan kasih
sayang pada orang lain dan bekerja sama dengan cara memberikan bantuan kepada
orang lain.
Allah memberi isyarat tentang kecintaan
manusia pada dirinya, seperti yang terlihat pada keluh kesahnya saat ia
berusaha untuk memperoleh kebaikan, setelah itu Allah akan memberi pujian
kepada orang yang sedang berusaha untuk tidak melebihkan cinta kepada dirinya
sendiri dan melepas diri dengan memperbanyak keimanan seperti sholat,
memberikan zakat, bersedekah, dan menjauhi larangan Allah.
Al-Qur’an mengatakan kepada orang-orang yang
beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka kepada diri sendiri. Itu
adalah pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebihan dalam mencintai diri
sendiri.
- Cinta Seksual
Cinta dan dorongan seksual saling berkaitan
karena ia membantu keserasian, kasih sayang, dan kerjasama antara pasangannya.
Ia merupakan faktor primer bagi hidup keluarga.
Seperti dalam Al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 21
yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir.”
Dorongan itu adalah fungsi penting yaitu
untuk melahirkan keturunan untuk kelangsungan jenis. Lalu, akan terbentuklah
sebuah keluarga. Dari sebuah keluarga, maka akan terbentuklah masyarakat dan
bangsa dan mereka akan saling mengenal, membuat kebudayaan lebih berkembang,
dan ilmu pengetehuan serta industri akan menjadi maju. Islam mengaku cinta
seksual yang menyertai dorongan seksual karena merupakan emosi alamiah dalam
diri manusia yang tidak ditentang dan tidak iingkari. Islam menyerukan
pengendalian dan penguasaan cinta ini harus dengan cara yang sah yaitu
pernikahan.
- Cinta Kebapakan
Ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin
ikatan fisiologis seperti ibu dengan anak-anaknya. Para ahli ilmu jiwa modem
berpendapat bahwa dorongan kebapakan adalah dorongan psikis. Dorongan ini
terdapat dalam cinta bapak kepada anak-anaknya karena mereka adalah sumber
kebahagiaan baginya, sumber kekuataan dan kebanggan baginya, dan faktor penting
bagi kelangsungan hidup seorang ayah. Dalam doa Nabi Zakaria AS yang memohon
kepada Allah semoga dikarunia anak yang akan mewarisinya dan keluarga Ya’qub.
Terdapat dalam surah Maryam ayat 4 sampai 6
yang artinya, “Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada
Engkau ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku,
sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku di sisi Engkau
seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub;
dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai””.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan
dalam kisah Nabi Nuh AS. Beliau sangat cinta kepada anaknya, ia memanggil
anaknya dengan kasih sayang untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam dalam
ombak. Cinta itu tampak dalam dia Nabi Nuh AS yang memohon kepada Allah agar
anaknya selamat, terdapat dalam surah Hud ayat 45 yang artinya, “Dan Nuh
berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku
termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan
Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.”
Seorang ayah menunjukkan rasa sayangnya
kepada anak-anaknya dengan cara asuhan, nasihat, dan pengarahan demi kebaikan
dan kepentingan anak-anaknya.
- Cinta kepada Allah
Puncak cinta yang dimiliki manusia khususnya
yang beragama Islam adalah cintanya kepads Allah dan kerinduan kepada-Nya.
Semua tindakan dan tingkah lakunya juga, tidak hanya sholat, pujian, dan doa
saja. Dalam surah Ali Imran ayat 31 yang artinya, “Katakanlah: “Jika kamu
9benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.””
Dalam surah itu dijelaskan bahwa tingkah laku
umat-Nya dan tindakan umat itu ditujukan kepada Allah dan mereka mengharapkan
penerimaan dan ridha-Nya.
Cinta seorang manusia kepada Allah akan membuat
cinta itu menjadi pendorong atau kekuatan yang akan mengarahkan manusia itu ke
kehidupan yang lebih baik dan mengalahkan rasa cinta terhadap yang lainnya.
Namun, manusia itu tetap akan merasakan cinta kepada sesama manusia, hewan, dan
semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta karena seluruhnya adalah ciptaan
Allah.
- Cinta kepada Rasul
Setelah cinta yang utama yaitu cinta kepada
Allah, di peringkat kedua adalah cinta kepada Rasul. Rasul merupakan sosok yang
ideal dan sempurna bagi manusia baik dalam berperilaku, moral, maupun sifat
baik lainnya. Seorang Hamba yang benar-benar beriman akan mencintai Rasulullah
yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan semangat sehingga
agama Islam tersebar di seluruh dunia dan membawa kemanusiaan dari masa kelam
menuju cahaya petunjuk.
Pengertian Kasih Sayang
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia karangan
W.J.S. Poewadarminta, kasih sayang adalah perasaan sayang, cinta, atau suka
kepada seseorang. Kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan di
dalam kehidupan rumah tangga. Kasih sayang merupakan pertumbuhan dari cinta.
Jika sebuah pasangan memutuskan untuk menikah, maka rumah tangga yang mereka
jalani sudah bersifat saling mengasihi dan menumpahkan kasih sayang.
Kasih sayang yang dirasakan manusia sadar
atau tidak sadar akan menuntut mereka untuk bertanggung jawab, memberikan
kejujuran, pengorbanan, kepercayaan, pengertian, dan saling terbuka sehingga
manusia menjadi kesatuan utuh. Bila ada unsur kasih sayang yang hilang maka
keutuhan rumah tangga akan retak.
Kasih sayang tidak hanya dapat dirasakan pada
manusia dewasa saja tetapi bayi yang baru lahir pun merasakan kasih sayang dari
orangtuanya. Bayi dapat merasakan sentuhan dan mengenal suara orangtuanya. Bayi
memiliki kepribadian yang dapat mengenali bagaimana sifat orangtuanya.
Cinta Kasih dari Orangtua
Kasih sayang dalam sebuah keluarga adalah
dasar komunikasi seperti komunikasi antara anak dan orangtua. Sifat dan watak
anak didapatkan dari kasih sayang dan perhatian orangtua. Hubungan antara
orangtua dan anak akan harmonis. Kasih sayang itu akan mempengaruhi kehidupan
anak dalam bermasyarakat. Orangtua memberikan cinta kasih kepada anaknya dapat
dibedakan menjadi:
- Orangtua
bersifat aktif, anak bersifat pasif
Hal ini berarti orangtua memberikan kasih
sayang berupa moral-materil dengan banyak dan anak menerima tanpa memberikan
respon. Ini akan membuat anak menjadi takut dan kurang berani dalam
bermasyarakat.
- Orangtua
bersifat pasif, anak bersifat aktif
Hal ini berarti anak belebihan dalam
memberikan kasih sayangnya kepada orangtua namun orangtuanya membiarkan tingkah
laku anaknya bahkan tidak memberikan perhatian.
- Orangtua
bersifat pasif, anak bersifat pasif
Orangtua maupun anak sudah jelas tidak saling
memperhatikan. Mereka menjalani kehidupannya masing-masing. Orangtua hanya
memenuhi materi si anak tanpa memberikan perhatian dan si anak juga tidak
memberikan perhatian kepada orangtua.
- Orangtua
bersifat aktif, anak bersifat aktif
Dalam hal ini antara orangtua dan anak saling
memberikan kasih sayang dan hubungan antara orangtua dan anak saling mencintai,
saling menghargai, dan saling membutuhkan. Salah satu contohnya adalah kasih
sayang seorang Ibu kepada bayinya saat sedang menyusui, menggendong, bahkan
sampai menyanyikan anaknya meskipun bayi itu tidak paham.
Contoh Kasih Sayang
Ada macam-macam kasih sayang dalam kehidupan
dan semua orangtua mengharapkan hidup anaknya bahagia. Dalam memberikan rasa
kasih sayang kepada anaknya, orangtua mempunyai caranya masing-masing sesuai
kemampuan dan pendapatnya. Cara yang dilakukan orangtua dalam memberikan kasih
sayangnya ada yang berhasil tetapi banyak juga yang gagal.
Salah satu contohnya adalah bila orangtua
menumpahkan kasih sayang secara berlebihan kepada anaknya, maka anak yang
diberikan kasih sayang akan menjadi manja. Dikutip dalam sebuah cerita yang
berjudul ‘Salah Asuhan’ karangan Abdul Muis. Dalam cerita tersebut dalam
disimpulkan bahwa anak yang dimanjakan tidak akan menjadi anak yang baik,
saleh, dan berbakti kepada orangtua. Walaupun ada beberapa anak yang masih
bersifat baik namun anak yang dimanjakan cenderung tidak memiliki sifat yang
baik.
Contohnya lainnya adalah jika orangtua tidak
memberikan kasih sayangnya kepada sang anak, seperti pada hal orangtua pasif,
anak akan merasa bahwa orangtuanya tidak peduli dengan kehadirannya dan anak
tersebut jadi terbengkalai. Ia melakukan segala sesuatunya tanpa pengarahan dan
tanpa pengawasan dari orangtua. Karena itu, kadang anak melakukan hal apa saja
agar mendapatkan perhatian orangtuanya.
Pengertian Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra, yang
artinya adalah perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab
antara pria dan wanita yang sedang menjalin suatu hubungan maupun yang sudah
menikah atau berumah tangga. Kemesraan adalah wujud dari rasa kasih sayang yang
mendalam.
Seorang filsuf asal Rusia, Salovjef, dalam
bukunya mengatakan “Jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara
serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain”.
Pernyataan dalam buku ini di dipaparkan oleh William Shakespeare dalam kisah
“Romeo dan Juliet” dengan indah. Indonesia memiliki “Romeo dan Juliet” dengan
judul “Roro Mendut-Pronocitro”.
Dalam novel “On Love” karya Yose Ortage Y.
Gasset dikatakan “Dikedalaman sanubarinya seorang pecinta merasa dirinya
bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang
mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya”. Yose juga mengatakan pecinta
itu tidak kehilangan pribadinya malah pribadinya akan diperkaya dan dibebaskan,
menjadi pintu untuk mengenal dirinya sendiri. Cinta merupakan sesuatu yang
memberi nilai dalam hidup kita, bila seseorang mengobralnya maka ia merusak
nilai cinta.
Kemesraan membuat manusia memiliki daya
kreativitas. Karena adanya kemesraan itu, manusia dapat menciptakan karya seni
sesuai dengan bakatnya.
Puisi tentang kemesraan
Salah satu karya seni itu adalah puisi karya WS Rendra yang berjudul “Episode”. Puisi itu menjelaskan kemesraan telah masuk ke dalam sebuah pasangan. Berikut adalah puisi karya WS Rendra tersebut.
Salah satu karya seni itu adalah puisi karya WS Rendra yang berjudul “Episode”. Puisi itu menjelaskan kemesraan telah masuk ke dalam sebuah pasangan. Berikut adalah puisi karya WS Rendra tersebut.
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya
pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya.
Angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran.
Tiba-tiba ia bertanya:
“Mengapa sebuah kancing bajumu
lepas terbuka?”
Aku hanya tertawa.
lalu ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku.
Sementara itu
aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.
Kemesraan tidak hanya muncul dari dalam lubuk
hati individu tetapi dapat terlihat dari sinar kedua mata dan sentuhan dari
mereka.
Karya seni lainnya yang berisi tentang
kemesraan adalah seni tari dari berbagai daerah di Indonesia. Contohnya seperti
Tari Karonsih dan Tari Gatotkaca Gandrung dari Jawa Tengah, Tari Merak dari
Jawa Barat, dan seni tari lainnya yang sering dipentaskan di sebuah pernikahan. Selain itu, di dalam sebuah cerpen karangan
Umar Nur Zain yang berjudul “Transaksi” menceritakan bahwa tokoh ‘aku’ seorang
pejabat yang berlagak derwaman, yang seringkali menyuruh bawahannya berterima
kasih dengan macam bentuk. Cerpen itu mengingatkan kita tentang
soladaritas nasional dan mempunyai identitas Indonesia. Penulis mempunyai
maksud agar kita dapat memahami pesan moral yang terkandung dalam cerpen.
Pengertian Pemujaan
Pemujaan berarti salah satu bentuk cinta
manusia kepada Tuhannya yang dilakukan dalam bentuk ritual. Pemujaan kepada
Tuhan adalah inti, nilai, dan makna kehidupan karena Tuhanlah yang menciptakan
alam semesta. Seperti dalam surah Al-Furqon ayat 59 sampai 60 yang artinya, “Yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa,
kemudian dia bersemayam di atas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka
tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad)
tentang-Nya. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu sekalian
kepada yang Maha Penyayang”, mereka menjawab: “Siapakah yang Maha Penyayang
itu? Apakah kamiakan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami (bersujud
kepada-Nya)?”, dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman).”
Tuhan adalah pencipta, manusia haruslah mengikuti
perintah-Nya. Bila manusia tidak menaati perintah dari-Nya maka Tuhan akan
memberikan hukumannya tapi Tuhan adalah Maha Pemaaf. Cinta manusia kepada
Tuhannya dikarenakan Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hal itu
menjelaskan bahwa pemujaan adalah bagian dari hidup manusia. Pemujaan itu
sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Pemujaan adalah cara
agar seorang hamba dapat berkomunikasi dengan Tuhannya. Manusia dapat memohon
ampun atas dosa yang ia perbuat, meminta perlindungan, meminta agar diberikan
jalan yang baik, dan doa-doa yang lain. Tuhan akan senang bila kita memuja
kebesaran-Nya dan rendah diri, Ia dan akan mengabulkan permintaan hamba-Nya,
maka dari itu cinta seorang Hamba terhadap Tuhan-Nya adalah cinta mutlak.
Pengertian Belas Kasihan
Dalam cinta ada istilah yang dinamakan belas
kasihan. Kasihan sendiri berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan orang
lain. Kasihan atau rahmah berarti kita menaruh perhatian kepada situasi yang
dialami dengan seseorang dan membantu mereka dalam menyelesaikan masalah
mereka. Dalam surah Al-Qolam ayat 4 dijelaskan bahwa manusia menaruh belas
kasihan kepada orang lain karena belas kasihan adalah perbuatan orang berbudi
dan orang berbudi dipuji oleh Allah SWT. Manusia yang memiliki rasa belas
kasihan adalah manusia yang hatinya tergugah dan Allah akan memuji orang yang
memiliki budi yang baik.
Cara menumpahkan belas kasih
Manusia memiliki berbagai macam cara untuk
memberikan belas kasihnya bergantung kepada situasi dan kondisi orang yang
dikasihaninya. Pangeran Sidharta menyatakan belas kasihan kepada rakyat dengan
cara meninggalkan istana untuk menjadi biksu. Dalam kehidupan ini banyak hal
yang harus kita kasihani seperti misalnya seseorang yang yatim piatu,
orang-orang tua yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang sudah tidak bisa
bekerja, orang disabilitas, dan sebagainya. Kita sebagai makhluk sosial dapat
membantu masalah mereka sesuai dengan kemampuan kita. Walaupun apa yang kita
bantu dan kita berikan terhadap mereka hanyalah bantuan kecil, tetapi di mata
Allah kita adalah manusia yang berbudi dan beriman.
Pengertian Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih kesaudaraan adalah cinta antara
orang yang sebanding. Cinta kasih ibu adalah cinta terhadap orang yang lemah.
Kedua hal tersebut jelas perbedaannya namun kedua cinta tersebut sama-sama
memiliki hakekat bahwa cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja.
Lainnya halnya dengan cinta kasih erotis.
Cinta kasih erotis adalah ketuntutan akan
penyatuan yang sempurna dengan seorang lainnya. Cinta kasih erotis bersifat
ekslusif dan dapat merupakan bentuk cinta yang paling tidak bisa dipercaya.
Cinta kasih erotis sering dicampur dengan pengalaman ekslosif jatuh cinta yang
maksudnya tembok yang sudah dibangun oleh sebuah pasangan akan runtuh karena
mereka akan menjadi orang asing satu sama lain. Kemesraannya bersifat sementara
saja karena tidak ada rintangan dihadapi oleh seseorang untuk menggapai
cintanya dan tidak ada orang yang diperjuangkan. Apabila seorang individu
memiliki perasaan terhadap individu lain maka pribadi orang lain tidak pernah
begitu biasa untuknya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar